Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari akan merasakan kelelahan.
Sebenarnya tiap orang bisa jadi berbeda kebutuhan tidurnya dan seringkali orang dengan usia yang berbeda membutuhkan lama tidur yang berbeda pula. Bayi membutuhkan waktu tidur sekitar 17 jam, sedangkan anak yang lebih besar membutuhkan waktu tidur sebanyak 10 jam. Untuk orang dewasa kebanyakan membutuhkan waktu tidur 7-8 jam.
Penyebab-penyebab terjadinya Insomnia :
- Stres di rumah atau tempat kerja
- Perubahan pola hidup
- Lingkungan yang ramai
- Penyakit yang menyebabkan nyeri, sesak nafas atau sering buang air kecil
- Pertambahan usia
- Cemas dan depresi
- Tegang
- Pengaruh dari obat-obatan tertentu seperti obat asma, vertigo ataupun depresi
- Jet lag
-Insomnia sementara biasanya terjadi hanya beberapa malam
-Insomnia jangka pendek berlangsung > dari 2-3 malam tetapi terjadinya kurang dari 3 minggu.
-Insomnia jangka panjang dapat berlangsung hampir tiap malam dan terjadi > 3 minggu.
Ada 2 tipe susah tidur atau insomnia, yaitu :
* Insomnia Primer
Insomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau susah tidur ini dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang menderita insomnia. Pola tidur, kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur seringkali menjadi penyebab dari jenis insomnia primer ini.
* Insomnia Sekunder
Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya kondisi medis. Masalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia dapat menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari 10 orang. Selain itu masalah fisik seperti penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga dapat menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan biasanya mempengaruhi 1 dari 10 orang yang menderita insomnia atau susah tidur. Insomnia sekunder juga dapat disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan yang diminum untuk suatu penyakit tertentu, penggunaan obat-obatan yang terlarang ataupun penyalahgunaan alkohol. Faktor ini dapat mempengaruhi 1-2 dari 10 orang yang menderita insomnia.
Gejala yang dialami waktu siang hari adalah:
- Mengantuk
- Resah
- Sulit berkonsentrasI
- Sulit mengingat
- Gampang tersinggung
Cara mengatasinya :
2. Miliki jadwal tidur yang reguler dan rasional
3. Jangan bekerja saat hendak tidur
4. Buat udara kamar tidur segar dengan ventilasi yang baik.
5. Kurangi suara yang tidak menyenangkan, kurangi cahaya yang tidak diperlukan.
6. Jangan tidur pada saat kondisi sedang lapar, hal ini dapat membuat terbangun nantinya hanya karena ingin mencari makanan.
7. Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti pada kopi, cola, teh dan coklat.
8. Percayakanlah waktu bangun pada alarm jam.Dengan sering melihat jam dikamar akan mempengaruhi reaksi emosi.
9. Olah raga ringan 6 jam sebelum tidur. Olah raga aerobik selama 20 menit dapat meningkatkan suhu dan metabolisme badan dan akan menurun kembali sekitar 6 jam kemudian. Penurunan metabolisme dan suhu badan dapat memungkinkan tidur nyenyak.
10.Hilangkan segala kecemasan, pikiran tentang rencana besok, pikiran tentang tugas yang belum selesai.
Pengobatan insomnia biasanya dimulai dengan:
- Menghilangkan kebiasaan (pindah tempat tidur, memakai tempat tidur hanya untuk tidur, dll).
- Jika tidak berhasil dapat diberikan obat golongan hipnotik (harus konsultasi dengan psikiater)
Hipersomnia ini bermanifestasi sebagai jumlah tidur yang berlebihan dan selalu mengantuk di siang hari. Gangguan ini dikenal sebagai narkolepsi, yaitu pasien tidak dapat menghindari keinginan untuk tidur. Dapat terjadi pada setiap usia, tapi paling sering pada awal remaja atau dewasa muda. Narkolepsi cukup berbahaya karena sering menyebabkan kecelakaan kendaraan bermotor dan industri.
- Terapi dianjurkan adalah memaksakan diri untuk tidur (walau sebentar) di siang hari sampai gejala hilang.
- Jika tidak sembuh, dapat dibantu dengan obat (harus konsultasi ke psikiater).
Parasomnia merupakan fenomena gangguan tidur yang tidak umum dan tak diinginkan, yang tampak secara tiba-tiba selama tidur atau yang terjadi pada ambang terjaga dan tidur. Sering muncul dalam bentuk mimpi buruk yang ditandai mimpi lama dan menakutkan.
Penggunaan obat tidur untuk mengobati insomnia di masyarakat menimbulkan pertanyaan. Seberapa amankah penggunaannya? Obat tidur untuk orang yang mengalami gangguan tidur seperti insomnia umumnya merupakan obat anti depresan, sedative-hipnotik, dan obat anti alergi yang memang memiliki efek kantuk yang dimaksudkan supaya penggunanya dapat beristirahat.
Obat tidur memiliki efek samping antara lain :
- Timbulnya perasaan melayang.
- Gangguan pencernaan seperti sembelit, diare, mual, dan muntah
- Rasa kantuk berkelanjutan di pagi hari setelah meminum obat tidur
- Gairah seks menurun
- Amnesia sesaat
- Tekanan darah yang menurun
- Pandangan kabur
- Kebiasaan tidur yang tidak normal seperti berjalan saat tidur
- Bisa menyebabkan kecanduan resistensi (kebal) pasien terhadap obat bila digunakan jangka panjang, karena pasien akan membutuhkan dosis yang semakin besar untuk bisa tidur.
Pasien dengan gangguan jantung, tekanan darah rendah, glaukoma, dan gangguan fungsi hati, ibu hamil dan menyusui harus ekstra hati-hati terhadap obat ini. Penggunaan obat insomnia sebaiknya hanya untuk pengobatan sementara saja untuk insomnia jangka pendek. Insomnia bisa jadi merupakan gejala dari masalah lain seperti stress dan depresi, sehingga terapi psikologis akan lebih tepat untuk menangani insomnia.
informasi yg bagus...gud job
BalasHapus