Pada saat musim hujan seperti sekarang ini. Selain banyak bakteri yang berkembang biak seringkali perilaku hidup kita belum sehat.Contohnya kita jajan dipinggir jalan yang sudah tentu banyak debu yang menempel di jajanan tersebut.
Makan bakso, saos satu botol kita habiskan sendiri….(mentang-mentang gratis).
Namun perilaku hidup kita inilah yang banyak mendatangkan penyakit, salah satunya adalah tipes. Penyakit tipes disebabkan oleh Bakteri Salomenella Typhosa
Kuman ini lebih banyak menular lewat makanan dan minuman, tinja dan air seni yang dibawa oleh lalat.
Gejala penyakit tipes :
- Anoreksia (nggak nafsu makan, bukan karena makanannya ga enak lho..)
- Rasa malas
- Sakit kepala bagian depan
- Nyeri otot
- Lidah kotor
- Gangguan perut (perut meragam dan sakit)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ºc hingga 40ºc, sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara 80-100 kali permenit, denyut lemah, pernapasan semakin cepat dengan gambaran bronkitis kataral, perut kembung dan merasa tak enak,sedangkan diare dan sembelit silih berganti.
Pada akhir minggu pertama,diare lebih sering terjadi. Khas lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor. Episteksis dapat dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan beradang. Jika penderita ke dokter pada periode tersebut, akan menemukan demam dengan gejala-gejala di atas yang bisa saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga.
Ruam kulit (rash) umumnya terjadi pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata, bercak-bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari, kemudian hilang dengan sempurna. Roseola terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa makula merah tua ukuran 2-4 mm, berkelompok, timbul paling sering pada kulit perut, lengan atas atau dada bagian bawah, kelihatan memucat bila ditekan. Pada infeksi yang berat, purpura kulit yang difus dapat dijumpai. Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi.
Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, yang biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari. Karena itu, pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi (demam). Suhu badan yang tinggi, dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung. Terjadi perlambatan relatif nadi penderita. Yang semestinya nadi meningkat bersama dengan peningkatan suhu, saat ini relatif nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu tubuh.
Gejala toksemia (ketika kuman sudah masuhk aliran darah) semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang mengalami delirium. Gangguan pendengaran umumnya terjadi. Lidah tampak kering,merah mengkilat. Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun, sedangkan diare menjadi lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan. Pembesaran hati dan limpa. Perut kembung dan sering berbunyi. Gangguan kesadaran. Mengantuk terus menerus, mulai kacau jika berkomunikasi dan lain-lain.
Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu. Hal itu jika terjadi tanpa komplikasi atau berhasil diobati. Bila keadaan membaik, gejala-gejala akan berkurang dan temperatur mulai turun. Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan dan perforasi cenderung untuk terjadi, akibat lepasnya kerak dari ulkus. Sebaliknya jika keadaan makin memburuk, dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas berupa delirium atau stupor,otot-otot bergerak terus, inkontinensia alvi dan inkontinensia urin.
Meteorisme dan timpani masih terjadi, juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti dengan nyeri perut. Penderita kemudian mengalami kolaps. Jika denyut nadi sangat meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum, maka hal ini menunjukkan telah terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin,gelisah,sukar bernapas dan kolaps dari nadi yang teraba denyutnya memberi gambaran adanya perdarahan. Degenerasi miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada minggu ketiga.
Minggu Keempat
Merupakan stadium penyembuhan meskipun pada awal minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena femoralis.
Komplikasi jika tidak ditangani segera
Komplikasi Intestinal
- Pendarahan usus
- Perforasi usus
- Ileus paralitik
Komplikasi Ekstra -IntestinalKomplikasi Kardiovaskuler :
- kegagalan sirkulasi perifer (renjatanseptik),miokarditis,trombosis dan tromboflebitis
- Komplikasi darah : anemia hemolitik ,trombositopenia, dan /atau Disseminated
- Intravascular Coagulation (DIC) dan Sindrom uremia hemolitik
- Komplikasi paru : Pneumonia,empiema,dan pleuritis
- Komplikasi hepar dan kandung empedu : hepatitis dan kolesistitis
- Komplikasi ginjal : glomerulonefritis,pielonefritis, dan perinefritis
- Komplikasi tulang : osteomielitis,periostitis,spondilitisdan Artritis
- Komplikasi Neuropsikiatrik : Delirium, meningismus, meningitis, polineuritisperifer, sindrom guillain-barre, psikosis dan sindrom katatonia
Adapun cara mencegah penyakit tipus secara sederhana adalah :
- memperhatikan lingkungan sekitar kita.
- menghindari mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan serta jika mengkonsumsi telur sebaiknya telur yang benar-benar matang.
- Sebaiknya melakukan imunisasi tipes untuk meningkatkan daya tahan tubuh anda terhadap penyakit tipes.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup (7-8 jam/sehari)
- olahraga teratur 3-4 kali dalam seminggu selama 1 jam.
- Jika anda pernah mengalami penyakit ini sebaiknya jangan melakukan pekerjaan yang sangat melelahkan sebab akan mudah kambuh jika dibandingkan dengan orang yang belum pernah terkena penyakit tipes
- Hindari makanan yang tidak higienis
- Mencuci tangan sebelum makan.Lebih lanjut tentang: Cara Mencegah Penyakit Tipes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar